Agen Judi Bola Online Terpercaya - Pada 29 Juli 2001, Kolombia sukses menggenggam trofi Copa America pertama mereka ketika menjadi tuan rumah, dengan mengalahkan Meksiko pada laga final yang melihat tim tamu menyelesaikan pertandingan dengan sembilan pemain dan tidak ada pelatih di sisi lapangan.

Kompetisi itu sebenarnya nyaris tidak digelar, setelah situasi di negara Kolombia cukup kacau karena masalah kekerasan politik terkait narkoba, bahkan CONMEBOL sudah membatalkan kompetisi karena hal tersebut. Namun, janji peningkatan keamanan dari pihak penyelenggara akhirnya membuat turnamen terus berjalan, meski tanpa Argentina dan tim undangan, Kanada, yang mundur karena khawatir dengan keselamatan para pemain mereka.

Baik Kolombia dan Meksiko memiliki lini belakang yang sangat tangguh di sepanjang turnamen. Meksiko hanya kemasukan dua gol sebelum laga puncak, sementara Kolombia tidak pernah kebobolan.

Pada pertandingan final, kekuatan pertahanan kedua tim sangat terlihat dengan babak pertama berakhir imbang tanpa gol. Pada 45 menit pertama, Meksiko sudah harus kehilangan pelatih mereka yang diusir dari lapangan karena terus melanggar area terlarang, sementara Kolombia juga harus kehilangan top skor tim, Victor Aristizabal, yang cedera pada menit ke-25.

Kolombia akhirnya mampu mencetak gol kemenangan di menit ke-65 melalui tandukan kapten Ivan Cordoba - satu-satunya gol pemain FC Internazionale tersebut di turnamen ini. Akibat gol itu, Meksiko mulai tampak frustrasi dan mendapatkan dua kartu merah, yang diganjarkan kepada Juan Rodriguez dan Gerardo Torres.

Kolombia mempertahankan clean sheet sepanjang turnamen, mengangkat trofi juara dan Cordoba menjadi salah satu pahlawan yang akan paling dikenang oleh masyarakat Kolombia.


Agen Judi Bola Online Terpercaya | Bandardunia.com, Selalu Kunjungi Dan Percayakanlah Kepada Kami.

Agen Judi Online Terpercaya - Selama ini, kita memahami bahwa perceraian membawa dampak buruk bagi anak. Namun, dampak buruk perceraian sebenarnya bisa dicegah dari cara orangtua bersikap kepada anak.

Perceraian orangtua selalu dianggap membawa dampak buruk terhadap kondisi kejiwaan anak seperti trauma. Namun, menurut psikolog Drs Lukman S. Sriamin, M.Psi., dampak yang terjadi pada anak paska bercerai tergantung dari perlakuan orangtua.

“Tergantung bagaimana orangtuanya. Anak bisa menjadi kacau, bisa juga biasa saja, tergantung bagaimana orangtua memerlakukan anak tersebut,” katanya kepada Okezone melalui sambungan telefon, belum lama ini.

Lukman memaparkan bahwa setelah berpisah, orangtua memiliki kebiasaan cenderung menjelek-jelekkan pasangan satu sama lain di hadapan anak. Hal tersebut secara tidak langsung menjadi penanaman nilai buruk pada anak. Bahkan, tidak jarang yang menanam kebencian terhadap pasangan.

“Perkara dampak terhadap anak bergantung bagaimana cara orangtua merawat sang anak. Kadang kalau sudah berpisah, para orangtua sering menjelekkan satu sama lain kepada anak. Ini harus dicermati karena hanya ada anak, bukan bekas anak. Walau sudah berpisah dengan pasangan, anak selamanya tetaplah anak, jangan diperlakukan berbeda dari sebelumnya,” pungkas pengamat psikodina­mika masyarakat dari Universitas In­donesia (UI) ini.

Agen Judi Bola Online Terpercaya | Bandardunia.com, Selalu Kunjungi & Percayakanlah Kepada Kami.

Agen Judi Bola Online Terpercaya - Selain dikejutkan dengan perubahan baru Marshanda, masyarakat juga mulai membuat berbagai komentar terhadapnya. Tanpa disadari, komentar-komentar buruk yang cenderung menyudutkan Marshanda alias Chacha justru bisa memberikan tekanan lebih padanya.

Sebagai wanita, Chacha memiliki beban yang berat. Hal in ditegaskan oleh psikolog A. Kasandra Putranto.

“Wanita umumnya lebih sulit memotivasi diri atau lebih lama pulih dari sebuah masalah karena selain tekanan sosial yang didapat, wanita lebih kuat daripada pria,” katanya kepada Okezone melalui sambungan telefon, baru-baru ini.

Dalam menjalani kodratnya, wanita melewati masa menstruasi, hamil, melahirkan, dan mengurus anak. Wanita acapkali menerima perlakuan superior dari orangtua maupun suami dalam bentuk larangan. Larangan-larangan tersebut tentunya menyulitkan pilihannya yang kemudian menjadi beban tersendiri. Beban gender lainnya yang dapat memberi tekanan lebih pada wanita adalah stigma masyarakat.

Stigma masyarakat saat ini adalah beban baru yang dialami Chacha. Sebagai figur publik, dirinya tidak dapat luput dari opini masyarakat. Berbagai tanggapan miring mengenai perubahan penampilannya yang tanpa hijab menjadi perhatian masyarakat sekarang ini.

“Marshanda adalah figur yang di satu sisi kita bisa asumsikan ‘bermasalah’. Tapi di sisi lain, ternyata masyarakat cukup sayang kepadanya dengan memberi banyak tanggapan, memiliki perhatian terhadap Marshanda,” tutur Kasandra.

Namun, dalam  memberi berkomentas, pendiri Kasandra & Associates ini merasa masyarakat sangatlah pedas. Hal tersebut, menurutnya, justru bisa menambah atau  memberikan tekanan kepada Chacha.

“Kasihan kan dia sedang dalam masalah. Sudah jatuh, kita timpa tangga pula dengan komentar-komentar yang makin membuatnya tertekan. Seharusnya kita bisa memberikan semangat karena kita tidak pernah tahu persis apa yang terjadi pada dirinya. Lebih baik kita mendoakan masalahnya cepat selesai,” tutupnya.

Agen Judi Bola Online | Bandardunia.com, Selalu Kunjungi & Percayakanlah Kepada Kami.